Kalor memiliki keterkaitan dengan
energi (Dalam hal ini, kalor merupakan “energi yang berpindah”),
karenanya kita perlu mengetahui hubungan antara satuan kalor dengan satuan
energi. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Joule dan percobaan-percobaan
sejenis lainnya, diketahui bahwa usaha alias kerja sebesar 4,186 Joule setara
dengan 1 kalori kalor.
1 kalori = 4,186 Joule
1 kkal = 1000 kalori = 4186 Joule
1 Btu = 778 ft.lb = 252 kalori = 1055 Joule
(1 kalori = 4,186 Joule dan 1 kkal = 4186
dikenal dengan julukan tara kalor
mekanik)
Kalori bukan satuan Sistem Internasional. Satuan
Sistem Internasional untuk kalor adalah Joule.
Dalam
termodinamika, kita selalu menganalisis proses perpindahan energi dengan
mengacu pada suatu sistem. Sistem
adalah sebuah benda atau sekumpulan benda yang hendak diteliti. Benda-benda
lainnya di alam semesta dinamakan lingkungan.
Sebelum membahas mengenai hubungan antara
energi, kerja dan kalor. akan dibahas tentang energi. Yang dimaksud dengan energi disini adalah energi dalam (ΔU). Adapun yang
dimaksud dengan energi dalam ini sendiri adalah jumlah seluruh energi kinetik
atom atau molekul, ditambah jumlah seluruh energi potensial yang timbul akibat
adanya interaksi antara atom atau molekul.
Energi dalam sistem akan berubah
jika sistem menyerap atau membebaskan kalor. Jika sistem menyerap energi kalor,
berarti lingkungan kehilangan kalor, energi dalamnya bertambah (ΔU > 0), dan
sebaliknya, jika lingkungan menyerap kalor atau sistem membebasakan kalor maka
energi dalam sistem akan berkurang (ΔU < 0), dengan kata lain sistem kehilangan
kalor dengan jumlah yang sama.
Energi dalam juga akan berubah jika sistem melakukan atau menerima kerja. Walaupun
sistem tidak menyerap atau membebaskan kalor, energi dalam sistem akan berkurang
jika sistem melakukan kerja, sebaliknya akan bertambah jika sistem menerima kerja.
Sebuah pompa bila dipanaskan
akan menyebabkan suhu gas dalam pompa naik dan volumenya bertambah. Berarti
energi dalam gas bertambah dan sistem melakukan kerja. Dengan kata lain, kalor
(q) yang diberikan kepada sistem sebagian disimpan sebagai energi dalam (ΔU)
dan sebagian lagi diubah menjadi kerja (w).
Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dalam
hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔU = q + W
Persamaan
ini menyatakan bahwa perubahan energi dalam (ΔU) sama dengan jumlah kalor yang
diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem (w). Rumusan
hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau kata-katasebagaiberikut:
”Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau
energi alam semesta adalah konstan.”
Karena
itu hukum ini disebut juga hukum kekekalan energi. Berdasarkan hukum I termodinamika, kalor yang menyertai suatu reaksi hanyalah
merupakan perubahan bentuk energi. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk
energi kalor. Energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik dan energi
listrik dapat diubah menjadi energi kimia. . Pada percobaan Joule (Joule's experiment) terjadi
perubahan energi dari energi mekanik (biasa disebut energi potensial) menjadi
panasKalorimeter merupaka suaatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yangterlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kalor
merupakan energi yang
berpindah
akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama termodinamika
menghubungkan
perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah
kerja
yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan kesistem.
Pada
kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi sesuai
dengan
hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan
energi
tidak dapat dimusnahkan. Pada percobaan ini kita tidak membuat energi kalor /
panas
melainkan kita hanya merubah energi listrik menjadi energi kalor / panas.
Prinsip
kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan
kawat
penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam
kawat
penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan
bertumbukan dengan
atom
logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan
kecepatan
konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh
pembawa
muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi
yaitu
energi kalor / panas.
Berdasarkan
data hasil praktikum diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan
listrik
dan arus listrik pada suatu bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh
bahan
itu semakin
kecil. Dalam data hasih praktikum seolah terlihat bahwa pengukuran dengan
menggunakan
arus kecil menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini merupakan suatu
anggapan
yang salah karena dalam pengukuran pertama ini perubahan suhu yang
digunakan
sangatlah kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika
perubahan
suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil yang
mempunyai tara panas
listrik
yang besar.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Kalorimeter
adalah alat yang digunakan untuki mengetahui besar energi yang
dibebaskan
pada suatu sistem. Pada kalorimeter terdapat energi disipasi. Energi disipasi
dapat
berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti berubah menjadi
energi
lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem (dalam percobaan, energi listrik
berubah
menjadi energi kalor) . Timbulnya energi disipasi secara alamiah nggak dapat
dihindari
5.2.Saran
Untuk
mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, sebaiknya
mahasiswa lebih
teliti
dalam mengamati termometer, amperemeter dan voltmeter . Selian itu juga
mahasiswa
sebaiknya menggunakan alat penunjang praktikum yang kondisinya masih
baik dan
menyusunnya dengan benar sesuai modul dan arahan dari asisten.
.1.
Latar Belakang
Hukum
kekekalan energi menyatakan energi didak dapat dimusnahkan dan dapat
diciptakan
melainkan hanya dapt diubah dari satu bentuk kebentuk lain.di alam ini
bnayak
terdapat energi seperti energi listri,energi kalor,energi bunyi,namum energi
kalor
hanya
dapat dirasakan seperti panas matahari Dalam kehidpan
sehari-hari kita sering
melihat
alat-alat pemanas yang menggunakan energi listrik seperti teko pemanas,
penanak
nasi, kompor listrik ataupun pemanas ruangan. Pada dasarnya alat-alat tersebut
memiliki
cara kerja yang sama yaitu merubah energi listrik yang mengalir pada kumparan
kawat
menjadi energi kalor/panas. Sama halnya dengan kalorimeter yaitu alat ayang
digunakan
untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan.
1.2.
Tujuan
Adapun
tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum ini adalah mahasiswa
dapat
memahami sistem kerja kalorimeter dan arti fisis tara panas listrik.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kalorimeter
Energi
mekanik akibat gerakan partikel materi dan
dapat
dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor. (Syukri S, 1999).
Pengukuran
jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi
kimia
dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor
reaksi
suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan
standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter
berlangsung
secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke
dalam
kalorimeter. (Petrucci,1987).
Kalor
yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10C pada air
dengan
massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri (Petrucci,1987). Dalam proses ini
berlaku
azas Black yaitu:
qlepas = qterima
q air panas = q air
dingin + qk a lo r im e te r
m1 c (Tp – Tc) = m2 c (Tc – Td) + C(Tc – Td)
keterangan:
m1 = massa air panas m2 = massa air dingin
c =
kalor jenis air C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Sedang
hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika.T e r m o d in a m ik a dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani
hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam
reaksi kimia
dan dalam perubahan keadaan (Keenan, 1980).
Hukum
pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu
proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor
yang
dipindahkan kesistem (Petrucci, 1987)
Hukum
kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak
spontan.
Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangakan
reaksi
tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum
ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari kristal sempurna
murni
pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak
menunjukkan
keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika
suhu
ditingkatkan sedikit diatas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu
mempunyai
nilai positif (Petrucci, 1987)
Kalor
reaksi dapat diperoleh dari hubungan massa zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan
suhu (∆T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
q = m .
c . ∆T (Petrucci, 1987).
Keterangan
:
q =
jumlah kalor (Joule)
m =
massa zat (gram)
Δt =
perubahan suhu takhir - tawal)
c =
kalor jenis
Kalorimetri
Kalorimetri
adalah ilmu dalam pengukuran panas dari
reaksi
kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan calorimeter. Kata
kalorimetri
berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri
tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada
makhluk
hidup yang memproduksi karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia,
untuk
organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen.
Lavosier
(1780)
mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen
dengan
menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh
perhitungan kalorimetri
langsung
(direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter
untuk
dilakukan pengukuran.
Jika
benda atau system diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan.
Jika
energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari
satu
tempat
ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur
perubahan
suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung
perpindahan
panas.
Kalorimetri
adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama
proses
kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang
dikeluarkan.
Berikut adalah gambar calorimeter yang kompleks dan yang sederhana.
Kalorimetri
adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika energi
dari
reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur
jumlah panas
yang ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari
makanan
dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang
meningkat
dalam suhu kalorimeter.
Bahan
yang masuk kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air, sumber
panas
yang dicirikan sebagai massa air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan
panas
spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu
digunakan
untuk menghitung energi tercapai.
Kapasitas
Panas dan Panas Spesifik
Sifat-sifat
air yang memberikan definisi asal dari kalori adalah banyaknya
perubahan
temperatur yang dialami air waktu mengambil atau melepaskan sejumlah
panas.
Istilah umum untuk sifat ini disebut kapasitas panas yang didefinisikan sebagai
jumlah panas
yang diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda sebesar 10C.
http://community.um.ac.id/showthread.php?75280-Azas-Kekekalan-Energi
Selain membahas hubungan kalor dengan energi dalam, dalam hal ini
hubungan kalor dengan energi listrik juga akan disinggung sedikit. Energi
listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Alat yang
digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik,
pemanas listrik, dll. Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama
dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan:
W = Q
Kita ketahui bahwa:
Q = m.c. (t2 - t1)
Sehingga dapat didapatkan persamaan sebagai berikut :
I.R.I.t =
m.c.(t2 - t1)
Dimana :
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = massa (kg)
c = kalor jenis (J/ kg C)
t1 = suhu mula - mula (C)
t2 = suhu akhir (C)
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan
sebagai berikut :
W = P.t
Dimana :
W = energi listrik (J)
P = daya listrik (W)
t = waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah:
Q = m.c.(t2 - t1)
maka diperoleh persamaan:
P.t =
m.c.(t2 - t1)
Sya mau bertanya.
BalasHapusDidalam asas Black mengatakan bahwa Qlepas=Qterima. Itu artinya kalor yang dilepas suatu benda tidak akan hilang, karena kalor yang dilepas selalu diterima dengan jumlah yg sama oleh penerima (tidak kurang/lebih). Sementara itu kalor bisa diciptakan, contoh: perubahan energi listrik menjadi energi kalor, kimia-> kalor dll. Jika kalor bisa diciptakan tapi tidak bisa dimusnahkan, apakah artinya kalor akan terus bertambah di alam ini? Sehingga alam ini semakin memanas dan sesak dengan kalor?
Tapi ada hal lain, kita tau bahwa Energi kalor(panas) ternyata bisa berubah menjadi energi lain, seperti menjadi energi gerak, energi listrik dll. Seakan-akan bahwa kalor bisa "berubah" menjadi energi. Namun asas black mengatakan bahwa Qlepas akan selalu sama dg Qterima(tidak berubah). Sebenarnya bagaimana? Mungkin saya yang tidak mudeng
Mohon pencerahannya.